Senin, 26 Februari 2018

Sibuk di Kampus? Why not?


Image source: struggewithin.tk

Tadi siang saya ngobrol ngalor ngidul sama sahabat saya. Mulai bahas yang unfaedah, sampai benar-benar yang faedah. Kebetulan, dia punya cowok yang sama kek saya- bukan, saya bukan cowok- maksutnya adalah pemikiran dan cara pandangnya. Saya dan cowok sahabat saya, sama-sama mahasiswa yang maniak dengan organisasi. Secara latarbelakang, dia anak sulung begitupun saya. Sama-sama berfirkir dari sudut pandang anak pertama. Tapi secara prinsip hidup dan lainlain, tentulah saya dan cowok sahabat saya ini berbeda karena perbedaan lingkungan, gender, akademik yang di tempuh yang otomatis prinsipnya beda.

Sebagai mahasiswa yang gemar berorganisasi, tentulah kami punya sudut pandang berbeda dari mahasiswa yang minim organisasi. Pemikiran antar keduanya jelas tak sama sekalipun tidak bersebrangan. Semuanya berbeda, entah dari hal kecil seperti gaya hidup, gaya bahasa, pemikiran tentang suatu hal, sampai hal yang riskan seperti ekonomi, politik, kimia, fisika. Yakaliikk #padahalanaksastra

Image souce: societyletters.com

Sahabat saya ini menyampaikan kegelisahan karena cowoknya, punya prinsip hidup yang terstruktur dan jelas, tidak seperti dia dan saya yang hidupnya let it flow aja gitu. Walaupun saya maniak organisasi, harus saya akui kalo prinsip hidup saya juga let it flow, bawaan perempuan kali ya

Let it flow itu bukan berarti kita pasrah pasrah aja, mau belajar ya terserah, mau enggak ya terserah, mau nilai bagus ya terserah, mau IPK paspas an ya terserah, mau di ceburin sumur ya pasrah. Bukan.

Bagi kami, let it flow itu ya kita berusaha sebaik mungkin dalam setiap hal, tapi tidak terlalu mematok target misal nanti harus kerja di sini, nanti harus dapet gaji segini, nanti harus punya suami yang model begini, nanti kalo dah kerja tasnya harus hermes model begini daann lain-lain.

Image source: napierfamilycenter.org.nz

Sudah sewajarnya sih kalo sahabat saya gelisah, dan saya juga belum menemukan formula untuk meredam kegelisahannya. Karena harus di akui beberapa hal dari pemikiran dia dan pemikiran saya tak sama. Banyak hal dari kami yang sama, tapi tak menampik ada beberapa hal yang berbeda pemikiran, seperti kasus satu ini. 

Dia sudah berfikir tentang kedepannya bagaimana, tentang menyatukan prinsip hidup bagaimana, dan hal-hal lain yang saya belum nyandak. Sebagai dedek-dedek, pikiran saya sekarang belum sampai ke sana, belum terfikirkan. Mikirin gimana cara bikin TOR dan RAB saya awut-awutan, mana sempat mikirin "jodohku besok kerjanya dimana ya, prinsip hidupnya apa, mampu nggak beli tas gucci setahun sekali" HAH!

Eits tapi bukan berarti saya sepolos-polosnya mahasiswi ya. Kadang juga di pikirin, hanya saja porsinya ga sebanyak itu. Sampe pernah saya mikir "apa cuma aku sih yang belom kepikiran sampe sana?" Apa cuma aku sih guys?

Oke. saya tidak akan mempermasalahkan temen saya maupun cowoknya. Karena walaupun dia berhati bunda dan saya dedek-dedek, kami tetap akur-akur saja. Walaupun beda pemikiran, ga mungkin saya jambak-jambakan sama dia lhawong pake hijab apalagi sawer-saweran duit kayak bu dendy. Nyoh!

Tapi saya jadi teringat celetukan teman-teman saya yang lain yang kadang mempermasalahkan status organisasi saya. Kadang ada yang nyeletuk

"ga capek to organisasi terus, gainget waktu pulang"
"Jangan organisasi terus, nahwu sharafmu itu di seriusin"
"Ikut organisasi berlabel kek gitu biar apa to? Ga bikin pikirannya malah rasis?"
"Di rumah organisasi, di kampus organisasi. Kapan belajarnya?"

Bahkan ada yang terang-terangan bilang 
"aku ga suka ih sama organisasimu blablablaaaa, gatau aja alesannya, pokoknya gasuka. Titik."
Di depan muka saya. Bisa di bayangkan gimana perasaan saya pas di omongin begitu? Ya saya cuma senyum kecut aja sih, walau sebenernya emosi saya meledak. 
Ngomong kok kayak gitu, belum pernah ngrasain keslomot oven 500derajat celcius ya? #padahalyangngomongjugabelom.

Kalo udah gitu biasa saya diem, mau di jawab macam apapun kalo namanya gasuka yaudah tetep gasuka. Kayak dee mu itu lhoo.

Ada lagi nih, misal lagi deket sama seseorang, trus tiba-tiba ga deket lagi di komen "makanya jangan di tinggal rapat rapat mulu". Lha apa harus tak ajak rapat? Tak rante sama tanganku? Dasar netijen. :(

Image source: timeshighereducation.com

Sebagai perempuan saya juga berfikir jauh, kalo mau dapet seseorang yang mapan, karir bagus, cerdas. Kita juga harus setidaknya sama. Masa besok kalo suami bahas tentang hegemoni pemerintahan, kita cuma bengong, nanya arti hegemoni, pahamnya cuma brambang bawang. Ya ga nyambung ngobrolnya yo cah ayu. 
Lelaki itu butuh perempuan yang sepemikiran, setara pola pikirnya, gimana bisa perempuan memahami lelaki kalo secara pola pikir aja udah beda? Ini bukan semata-mata tentang materi ya, karena sejatinya ilmu itu ga pandang materi, asal mau belajar pasti ada jalan. 

Saya jadi inget cuplikan perkataan Hanafi pas nolak di jodohkan sama ibunya di novel Salah Asuhan karya Abdul Moeis:
"Hanafi itu butuh perempuan yang bisa mengimbangi Hanafi bu, Hanafi butuh perempuan seperti Corrie. Hanafi dan Corrie bisa berdebat tentang suatu hal selama berjam-jam dengan perbedaan argumen kami. Bukan perempuan seperti Rapiah yang bisanya cuma "Iya uda, baik uda, terserah uda sajo" Hanafi tidak bisa hidup seperti itu."

Lebih dramatis dari drama korya kan?

Image source: germmagazine.com

Ikhtiar belajar selain kuliah itu itu bisa berbagai cara, dan bagi saya, organisasi merupakan salah satu bagian dari ikhtiar karena di dalamnya saya belajar banyak hal, bertemu banyak orang, di hadapkan dengan berbagai masalah yang kompleks, dan hal hal tak terduga lain.

Atau ikhtiar belajar selain di kelas juga bisa di lakukan dengan jalan sendiri, belajar otodidak, membaca karya-karya sastra, mencari info lewat internet dan dengan cara-cara lain. Itu tak masalah. Yang jadi masalah adalah orang yang terlalu banyak berkomentar itu lho. Bisa mengganggu orang lain.

Begini. Saya ikut organisasi, saya sering lupa makan, saya sering pulang terlambat, saya sering ngampus pas hari libur, saya sering ndabisa hangout gegara rapat dadakan. Sering. Sekali lagi sering. 

Tapi ya tapi, apakah itu mengganggu siklus hidup teman-teman deket maupun jauh saya? Apa iya gegara lupa makan trus saya mengganggu ketentraman telinga dengan ngeluh sakit perut ke seluruh penghuni kelas "aaaa aku lupa makan garagara rapat ini trus ketemu itu trus ngerjain proposal ini blablablaaaa" kemudian di lempar baina yadaik

Atau saat saya pulang terlambat, apa iya baterai handphone teman-teman saya akan lowbat gegara di telponin bapak ibu saya buat nanyain "mbak mau nanya tami dimana ya kok belum pulang?"

Walaupun saya tipe orang yang bodoamat, saya juga kadang sebel. Kadang aja sih, kalo suasana hati sedang bener-bener ngga mendukung. Apa iya seseorang yang sibuk organisasi itu nggabisa di ajak ngobrol santai? IPK nya pas-pas an? Pikirannya terlalu luas? Hidupnya sangat terstruktur? Yok tak ajak ke laut. Tak ceburin.

Sedari kecil, cita-cita saya itu pengen jadi multitalent person. Bisa ini, bisa itu. Bisa masak, bisa jait, bisa banyak bahasa, bisa bergaul dengan orang banyak, bisa punya usaha sendiri, bisa nyetir sendiri, bahkan benerin blender yang rusak saya bertekad bisa, dan hal-hal lain yang intinya "semua harus bisa setidaknya dasarannya". 

Dan orang tua saya sangat mengerti akan keinginan saya yang bikin saya "oh memang kehidupan saya di lingkup seperti ini"

Lantas ketika ada orang yang dengan gampangnya "nyacati" apa yang saya lakukan, kadang saya kepikiran juga. 
Apakah sebegitu ga bergunanya mahasiswa sibuk organisasi dan sibuk bisnis yang gapernah ikut belajar nahwu sharaf bareng sampai harus di pandang "dia mah mana ada waktu". Tobat!

Ada yang bilang "daripada nulis blog-blog gajelas gitu mending belajar karya ilmiah, bisa ikut lomba dan kalo menang dapet duit. Atau di kirim ke koran-koran gitu, bisa jadi ladang penghasilan":-)

Saya sedih di bilang gajelas :(. Kamu ga perhatian sih, jadi gatau kalo saya jualan barangbarang yang banyak :")

Trus ada lagi,  "daripada beli makeup mahal kayak gitu mending di tabung duitnya buat masa depan". 

Hmm pertama, saya beli makeup pake duit hasil kerja saya sendiri, kedua, tau darimana saya gapunya tabungan? Kamu peramal ya? #aladilan. Ketiga, kamu mau? Yha besok saya beliin.#kibassepatulimapuluhribuan

Kadang ada juga yang menjadikan saya sasaran empuk pada suatu event. Dengan entengnya bilang "tami aja tuh, kan dia lebih tau tentang bla bla blaaaa". Saya sebenernya ga masalah. Yang jadi masalah ketika kadang saya lupa/salah dikit, pasti di nyinyiri nya banyak. Lha yang milih saya siapa padahal. Gitu ya manusia, gampang milih tapi susah bertahan pada pilihan :(

Image source: vanillablonde.co.za

Jadi ya jadi. Menurut saya, sibuk organisasi itu ga masalah, selama ga mengganggu orang lain dan aktvitas yang lain. Selama masih sewajarnya dan tetap bertanggungjawab pada hal-hal yang sudah di pilih. Asal kuliahnya ga keteteran, kamarnya ga kayak kapal pecah, fashion-nya ga semrawut, mukanya ga lusuh karena proposal di tolak, dan ga nyinggung unsur  SARA (kata mbak monic:  Suku, Agama, RAi)

Saya memilih sibuk, karena itu mungkin yang terbaik sesuai jalan fikiran saya. Orang lain memilih biasa aja, ya monggo karena itu pilihan masingmasing yang harus di pertanggungjawabkan.

Buat mas dan mbak yang sibuk maupun tidak. Anggap saja komen orang lain itu layaknya netijen yang baru liat judul berita suatu artikel aja udah langsung komen sepanjang kereta. Jangan lelah memperbaiki diri. Sekian.



Minggu, 11 Februari 2018

DILAN-da kebaperan? Hmmm

REVIEW FILM DILAN 1990 DARI SUDUT PEMBACA NOVEL

Image Source: bioskoptoday.com

"Selamat tidur Dilan, aku rindu"

Itu adalah perkataan Milea yang masih terngiang-ngiang di fikiran saya, di saat semua orang terngiang-ngiang oleh gombalan Dilan.

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan menonton film Dilan 1990 bersama beberapa teman. Sudah telat memang, tapi ya mau bagaimana. Mahasiswa yang baru liburan semester cem saya kebanyakan alesan kalo di ajak nonton di awal-awal film pas lagi booming-booming-nya. Bukannya apa-apa, antri adalah hal yang saya hindari selama masih memungkinkan untuk di hindari, banyak hal yang lebih bisa di lakukan di banding antri tiket film yang masih akan tayang 2 minggu kedepan.
Bisa masak dulu, bisa KRS an dulu, bisa nulis dulu, bisa umroh dulu. Hmmm

Sebenarnya, menonton novel yang di film kan bukan satu hal yang saya senangi, biasa saja. Karena saya pernah merasa "di php" saat nonton Sunshine Becomes You (yang di perankan oleh Herjunot Ali dan Nabilah Ayu), dimana di novel yang sudah saya baca sebelumnya saya merasa novelnya begitu bagus, tapi saat nonton filmnya, imajinasi di novel seakan runtuh :(

Nah karena euforia Dilan ini begitu kuat melebihi Sunshine Becomes You, dan saya sudah membaca ketiga novelnya, jadilah tergoda nonton juga.

Euforia Dilan melanda remaja-remaja labil, mahasiswa-mahasiswi yang kebanyakan tugas, atau kebanyakan tidur macem saya, bahkan melanda ayah-bunda yang bahkan sudah berumah tangga.
Maka dari itulah saya sudah yakin 1000% kalo sejak Film ini rilis sampai beberapa hari kedepannya, pastilah antrinya kayak mahasiswa di Bank BTN UNS saat jadwal pembayaran UKT, ruamee bangett bos! Sudah rame, uyel-uyelan, dapet kursi sisa, nonton sendiri pula. Berat.

Image Source: sumeks.co.id

Jadi sebenernya Dilan ini siapa sih? Kok sampe sebegitunya? Sampe bikin manusiamanusia rela antri dan ga peduli mau duduk di mana yang penting nonton.

Ini bahkan kalo Dilan di tayangin di layar tancep, kalo Dilannya macem dek iqbal, tetep deh remaja-remaja pada rela desak-desakan di rumput lapangan yang becek abis kena ujan.



Image Source: titiknol.co.id

Film Dilan 1990 oleh MAX Picture yang di sutradarai oleh Pidi Baiq  dan Fajar Bustomi adalah adaptasi dari Novel Dilan 1990 karya Pidi Baiq. Novel Dilan sendiri sebenarnya ada 3 part, yaitu Dilan 1990, Dilan 1991, dan Milea.

Dilan 1990 berisi tentang sudut pandang seorang anak SMA bernama Milea, anak pindahan dari Jakarta ke Bandung terhadap Dilan, yaitu anak SMA di mana Milea pindah, dan juga seorang Panglima Tempur geng motor terkenal di Bandung. Keduanya terjalin kisah asmara yang bikin pembaca senyum senyum dan tak di pungkiri banyak perempuan yang berharap bisa berada di posisi Milea. Dilan adalah seseorang yang puitis dan suka sastra kayak saya, walaupun banyak yang menganggap dia nakal, tapi ketika kita baca alasannya kenapa dia nakal, pasti kita akan "iya juga ya".

Dilan pernah bilang dia bukan nakal, tapi berani. Ketika sekolahnya di serang sekolah lain, orang-orang macam dia lah yang akan melawan penyerang, bukan seorang yang pintar dan pendiam,  bahkan guru-guru akan sembunyi saat sekolah mereka di serang. Dan itu salah satu yang membuat Milea jatuh hati. Hal yang paling lekat dengan Dilan adalah gombalannya. Betapa gombalannya bikin Milea senyam senyum sendiri dan yang baca juga "aaaaa apaansih Dilaann" dengan muka tersipu-sipu ayam.

Nah saat saya menonton film Dilan 1990, kebetulan bioskop tidak penuh, bahkan hanya terisi setengahnya saja, karena mungkin banyaknya jadwal Dilan di bioskop tersebut sehingga membuat penonton tidak membludak.

Jalan cerita nya di mulai dari Milea yang menjelaskan dirinya seperti di novel, dan kemudian scene Dilan menghampiri Milea untuk pertama kali sambil bilang "kamu Milea ya?" Dan seterusnya. Milea ini tipe cewek yang alus tapi penuh kehati-hatian. Sedangkan Dilan tipe cowok yang nekat, suka kebebasan, tapi juga tahu resiko.

Berhubung saya belum lama membaca novelnya, tentu saja saya masih hafal bagaimana alur cerita nya dan dialog-dialog apa yang akan di ucapkan. Dan biasa aja, saya ga dilanda kebaperan saat pemutaran film berlangsung.

Image Source: kapanlagi.com


Di Filmnya, banyak adegan dari novel yang di hilangkan, yang saya inget adalah waktu Dilan ngajak Milea ke rumahnya untuk pertama kali. Di novel di tuliskan bahwa Dilan ngerjain Milea dengan cara membawa Milea ke rumah tetangganya. Sebenernya saya nungguin scene itu, karena walaupun receh tapi itu lucu :D. Scene Milea dan Mas Adi jalan jalan di ITB juga gaada :(

Respon penonton lain gimana? Hmm memang ada beberapa adegan yang bikin penonton teriak-teriak ataupun ketawa, tapi tidak banyak. Yang paling terlihat adalah ketika Dilan mengeluarkan gombalan mautnya, penonton biasa aja. Mungkin ini karena sudah terlalu terkenalnya gombalan Dilan itu. Seperti:

"Jangan rindu, berat, kamu gaakan kuat, biar aku saja" 
penonton b aja
"Jangan bilang ada yang menyakitimu, besoknya orang itu akan hilang" 
penonton b aja
"Cemburu itu hanya untuk orang yang tidak percaya diri, dan sekarang aku sedang tidak percaya diri" 
penonton b aja
Milea salim ke Dilan 
penonton tersipu-sipu ayam

Dasar penonton :(

Image Source: plukme.com

Benar, ketika nonton gombalan Dilan berasa udah hilang nyawa-nya. Beda banget dengan baca di buku.
Tapi film ini lumayan menghibur lah, bisa membayangkan pacaran zaman dulu bagi saya yang waktu itu belum lahir :(. Suasana 1990 nya kerasa banget sebelum ada meme tentang mobil ayla yang tercyduck berada di belakang Dilan pas naik motor.
Bikin saya "oh ternyata PDKT zaman dulu sesusah itu ya, harus telpon telponan pake telpon rumah, belom kalo tercyduck si ayah. Ga kaya sekarang yang kadang wassap kadang enggak, bikin kita kayak jemuran " abaikan

Aktor aktrisnya juga keren-keren. Yang paling saya inget selain pemeran utama adalah Debo, yang berperan sebagai Nandan. Liat Debo jadi culun banget begitu bikin ngakak aselik!
Dandanannya ala anak SMA zaman dulu banget. Baju di masukin, rambut rapi, aksesoris ga berlebihan, ga pake make up, sekolah jalan kaki, naik angkot dan hal-hal lain yang jaman dulu banget.

Image Source: kitamuda.id

Kontroversi Iqbaal yang memerankan Dilan sebenernya cukup bikin film ini di pandang sebelah mata oleh beberapa orang (yang ga suka iqbaal), tapi nyatanya banyak yang suka dan mengapresiasi peran Iqbaal di sini dengan tembus 4,7 Juta penonton sampai hari ini gengs! Bahkan melebihi jumlah viewers Pengabdi Setan.

Yang bilang iqbaal kurang garang, kurang sangar, coba liat film nya dulu. Awalnya ekspetasi saya juga begitu, tapi pas liat filmnya, saya faham kalo pemilihan Iqbaal menjadi Dilan oleh Pidi Baiq sudah tepat. Dilan yang tengil, romantis, keren, tatapan matanya membunuh, dan berusaha menjadi yang terbaik untuk kekasihnya itu cukup berhasil di perankan oleh Iqbaal.
Walaupun ada sedikit bagian-bagian yang kurang pas, tapi no problem lah. Nanti kalo Dilannya di ganti Younglex pada protes kurang sangar lagi ga ya?

Image Source: solopos.com

Overall film ini menghibur, walaupun tidak sampai DILAN-da kebaperan puls saya sempet ngantuk pas nontonnya, tapi tak di pungkiri beberapa scene bikin saya tersipu-sipu ayam (tentu kadarnya ga sebanyak anak SMA di sebelah saya yang sampe nyender-nyender ke temennya karena gakuat liat tatapan dilan -.-)

Film ini juga menambah daftar pasangan populer di dunia perfilm an setelah Ratna-Galih, Rangga-Cinta, dan sekarang, Dilan-Milea.

Image source: seleb.tempo.co

Oiya, ketika sebuah film di apresiasi dengan luar biasa, tentunya hal-hal di dalamnya akan ikutan booming juga, termasuk fashion. Penasaran fashion model apa saja yang menarik di film Dilan 1990? Tunggu postingan selanjutnya yaa..

Terakhir,
bilangin ke Dilan, yang berat itu bukan rindu, tapi fall in love with people we can't have. Sekian

Jumat, 09 Februari 2018

My Skincare: NATURE REPUBLIC SOOTHING & MOISTURE ALOE VERA 92% SOOTHING GEL

REVIEW Nature Republic Soothing & Moisture Aloe Vera



Produk skincare yang baru ku coba beberapa minggu nih. Nature republic ini terkenal banget beberapa bulan lalu karena banyak di gunakan di negeri ginseng sana yang katanya bikin muka orang korya glowing glowing mantul gitu lho kalo kena cahaya.

Dulu ga tertarik samsek sih padahal banyak temen yang jualan beginian. Nah suatu hari ku di tawarin temenku suruh nester dulu, katanya cocok buat segala macam kulit manusia (?) yasudah karena gratis ku pake aja dengan bilang terimakasih

Buat kalian yang gasuka korea koreaan tenang aja, karena ini produknya hmm gimana ya hmmm, penasaran? Cusss


NATURE REPUBLIC SOOTHING & MOISTURE ALOE VERA 92% SOOTHING GEL

Packaging




Gel ini di tempatkan di wadah tabung agak pipih kayak bedak marcks tapi lebih gede, terbuat dari bahan plastik transparan warna ijo yang bisa buat ngintip apa gelnya masih banyak atau udah menipis. Trus di tutupnya ada label produk dengan gambar lidah buaya yang semi 3D girls!! Keren ga tuh :v. Sama di bagian belakang ada label keterangan produk dan exp date. Isi produknya 300ml.

Bagiku, ini ga traveller pack banget karena tube nya gede, lebar gitu. Karena diriku sling bag addict, ini ga mungkin tak bawa kemana mana. Di tasku (yang kebanyakan kecil), kalo di masukin si aloe vera ini langsung penuh.. yakalik kemanamana cumak bawa aloe vera :(



Yang mau bawa ini pergipergi, mungkin bisa pindahin dikit ke tube yang kecil atau kalo ndapunya plastik bening yang buat esteh aja keknya gapapa (maksa)


Claim Product:


Tulisan korya, ku ndak ngerti mas :") eh eh bawahnya ada englishnya kok

Soothing and moisture aloe vera 92% Soothing Gel (NL8084)
Enriched with natural aloe vera. This soothing gel with californ aloe vera can be used to midly moistiruze various parts of the body such as the face, arms, legs, and hair.
How to use: Apply an appropriate amount to dry, sensitive parts of the face and body often for the best result


Review Product




Nature Republic Aloe Vera ini isinya 300ml, lumayan banyak, bisa di pake dua bulan dengan penggunaan rutin dan normal.
Normal maksutnya apa mbak? Ya maksutnya buat penggunaan muka dan mungkin leher aja. Kalo mbok pake sebadanmu dan sebadan orang lain gitu ya seminggu bisa abis kan :)
Eittss tapi ini gel bisa buat seluruh tubuh beneran! Bukan cuma buat muka dan leher aja. Bisa buat melembabkan dan menghaluskan seluruh bagian kulit tubuh+rambut juga lho kayak yang di sebutin di claim product.

Cara pake nya gampang banget kok, cuma di oles aja ke wajah atau bagian lain yang diinginkan. Bisa di pake skincare rutin sebelum tidur atau kadang kupake buat base pengganti primer pas daily make up, atau bisa juga di jadiin masker sambil masak/cuci baju.

Gel ini teksturnya kaya gel lidah buaya, tapi dalam versi sudah di olah alias jadi lebih colekable dan ringan.
Kalo di pake sensasinya dingin di wajah dan nyerepnya agak lama, tapi ga lama banget, masih normal. Kadang kalo buruburu aku harus ngipasngipasin muka kayak bakar sate, atau harus nongkrongin depan kipas angin dan ujungnya gelnya jadi kering + badanku masuk angin :")

Jadi buat yang mau jadiin base make up, waktu makeupnya jangan mepet, olesinnya nggak usah banyak-banyak dan tunggu sampe kering. Barusan ku coba pake bua wajah trus ku itungin waktu keringnya. Kira-kira 1menit 30 detik girls. Niat banget kan :")

For me yang jenis kulitnya normal to oily, aloe vera ini lumayan ngiket foundation sama bedak, trus bisa juga di pake buat pelembab bibir. Pokoknya multifungsi banget!

Aromanya mirip sama Wardah Aloe Vera yang kadang ku pake juga (tungguin reviewnya ya) karena emang basicnya samasama aloe vera. Wanginya seger dan ga eneg kalo buat aku yang suka aroma wangi seger.

Harganya? Karena dia udah di jual dimanamana, jadi harganya beda-beda. Nature Republic juga udah buka store di Indonesia lho. Aku di kasih temenku dan katanya 80rb an, tapi ada juga yang jual 70rb-100rb lebih, tergantung tokonya. Dan kalo beli online. belilah di toko yang terpercaya ya karena makin marak suatu produk, maka sudah pasti tiruannya makin banyak :(



Sejauh ini aku cukup suka dengan skincare ini karena ringan dan nyaman kalo di pake, ga bikin breakout juga buat make up, ga nempel-nempel di bantal kalo di pake tidur.

Pros+
- Isi banyak
- Aroma ringan
- Bisa buat masker, base make up, pelembab bibir dan daily skincare
- Harganya terjangkau banget untuk skincare impor
- Cocok untuk semua jenis kulit
- Bisa di pake seluruh tubuh


Cons-
- Wadahnya ga travel friendly
- Agak lama menyerap ke kulit
- Banyak produk tiruannya

Repurchase? Yes
Di kasih hibahan lagi? BIG YES :D

1st

Assalamu'alaikum

Welcome to my random activities 

Akhirnya punya blog "cantik" sendiri setelah blog music di haveanotherface.blogspot.com sama blog per-dapur-an mysweetheartkitchen.blogspot.com yeaayyyy #gelarkarpettetangga

Alhamdulillah, blog ini nantinya niat ku is dengan seluk beluk make up dari ku si amateur dan kadang sok tau, sama mungkin hal-hal random yang lain kayak travelling dll. Boleh kan? #lah blog siapa dah

Dari lahir kayaknya ku berbakat cuma di dapur #halahpede, tydack terfikir untuk main cantik-cantik an karena ga ada minat. Waktu SMA pernah sih ku gandrung make up bentaran aja tapi, abis itu kalo bosen ujung ujungnya sakit hati balik ke dapur lagi, dapur lagi, ngulen adonan lagi, kena pisau lagi, keslomot oven lagi. So chic bukan?

Nah masuk kulyah, dimana penampilan bukan kayak anak SMA lagi yang notabene nya cupu dan kucel lugu berseragam tanpa makeup, paling cuma lipbalm/lipstick tipis, itupun kalo lewat depan guru BP belagak nengok nengok arah lain biar ga di suruh apus wkwkkwkw.. ku mulai berpikir lebih dewasa #hauwah trus sering liat mbakmbak vlogger dan blogger gitu kok asique ya dapet endorse gratis jadi cantik. Jadilah ku terpengaruh, ahayy

Udah segitu aja kata pengantarnya. Selanjutnya? Tunggu postingannya!!